Apparently around 4 days ago, I went to my hometown. Had not told anyone about that and I thought why even bothered me to tell someone else except my family. In the other hand, I just wanna be alone, all by myself and spent as long as I could with my family.
In the other side, I don't know why, I wanna be alone with myself too, w/o my family. Just me and my room.
------------
Btw, w kan orangnya ceplas ceplos mampus ya, definitely yang langsung nusuk gitu, in my point of view.
Contohnya temen-temen kantor deh, karena mereka udah kenal banget w hampir tiga tahunan, alhamdulillah banget w ketemu sama orang yang ceplas ceplos juga. Jadi w nya ceplas ceplos, dianya sometimes malah lebih parah. But we're fine. W bisa ngomong seenak jidatnya w tanpa pikir panjang, sesuka hatinya w, w pun ngerasa lega udah ngutarain itu semua. Yang w omongin itu jujur loh, maksudnya kan ada istilah, "berkatalah jujur walau menyakitkan". W definitely menganut kultus itu. Definitely!
Nah, kadang kan banyak orang yang ga terima sama kata kata asal ceplos yang keluar dari mulut w ini. So, ga sedikit pula orang yang benci w. Ini sumpah banyak banget.
Mengingat banyak juga yang nyematin julukan-julukan negatif ke orang yang bentukannya kek w ini dari temen-temen yang w anggep deket juga, for ex: ga punya empathy, ngomong tanpa mikirin perasaan orang, suka ngomong kasar. Itu baru beberapa yang w inget. Yang engga nya keknya lebih banyak. Banyak juga yang sakit hati sama omongannya w. W heran sii ini jujur, kalau emang sakit hati, tinggal cut off w aja, se easy itu, tapi kenapa kok ini keknya apa-apa malah ke w lagi? Kocak bett idup kadang😂
Kadang tuh kerjaan w kalau lagi gabut ya gangguin orang-orang,
kek gini nih contohnya
Abis w cerita itu, komenan di bawah tuh banyak banget. Terus kalau ga gitu, telepon Pak Rifki pas lagi meeting, w gangguin juga, kalau engga spam chat. Seru aja gitu gangguin bapak-bapak yang lagi puyeng.
kek gini nih contohnya
Beda cerita kalau w nya yang puyeng, semua yang chat w ga w bales chatnya, kalau urgent pun ujungnya w bales, tapi kadang tuh kalau udah di ubun-ubun, ya merekanya kena semprot w😂
Kalau lu mikir w orangnya pendiem, iya, tapi khusus ke orang-orang yang jarang ketemu, baru kenal, ga pernah ketemu terus papasan di jalan. Itu udah pasti sii kek 80% nya w diem. Initinya ke setiap orang tuh w pasti beda-beda, tergantung orangnya dia siapa.
Lebih ke bingung mau ngomong apa, bingung bahas topik apa, kalau ngomong pun takut nyakitin hatinya orang. Itu. Tapi sikap yang paling w bisa blak blakan ngomong, komentar apapun sama apa yang w suka, itu kek punya something aja gitu.
Barusan aja, w ditelpon sama orang tua w, terus mereka tau dari raut wajah w kalau w lagi kenapa-kenapa, w bilang aja, capek. Emang w lagi capek, kebetulan kerjaan lagi banyak banget, so w bilanglah yaa dengan raut wajah yang gangenakin.
Terus kata bapak w, "Ca, orang tuh kalau jadi anak kebanyakan nutupin kesedihannya loh di depan orang tua, mereka biasanya pura-pura untuk terlihat bahagia"
Terus w bilang, "ntar kalau ditelpon lagi, mba gaangkat aja, orang lagi capek disuruh pura-pura bahagia, stress"
Walhasil dengan emak w ketawa.
Gini.
W bersikap kek gitu, karena w suka ngelakuin itu.
W bukan orang yang gaenakan.
Kalau lagi capek, atasan w telpon aja kadang w gaangkat.
Tapi kalau orang tua, w secapek apapun, pasti w angkat, tapi resiko nya ya gitu, mereka pasti tau keadaan w saat itu.
Billy Graham — ‘When wealth is lost, nothing is lost; when health is lost, something is lost; when character is lost, all is lost.’.
Ga nyambung😁
-------------------
-------------------
If you have watched Bang Raditya Dika (fyp on your social media), you knew that reading a book have ROI (Return on Investment) yang paling worth it.
He said, he just read Why We Sleep by Matthew Walker (which I have read too). Nah, yang nulis buku ini tuh kurleb 9 tahun penelitiannya, dengan berbagai macam jurnal yang udah dia pilah pilih, berbagai experiment yang udah dia uji, berbagai macam kesimpulan dari semua penelitannya yang udah dia lakuin, dengan riset yang ga main main dan ngelibatin berbagai univ ternama dunia, dia tuangkan dalam sebuah buku yang udah berbentuk kesimpulan dari semua hal dan selama bertahun tahun dari apa yang dia lakuin, dan Bang Raditya DIka hanya baca dalam waktu 12 hari. Dalam 12 hari itu, Bang Raditya Dika udah menyerap ilmu dari prof itu.
He said, he just read Why We Sleep by Matthew Walker (which I have read too). Nah, yang nulis buku ini tuh kurleb 9 tahun penelitiannya, dengan berbagai macam jurnal yang udah dia pilah pilih, berbagai experiment yang udah dia uji, berbagai macam kesimpulan dari semua penelitannya yang udah dia lakuin, dengan riset yang ga main main dan ngelibatin berbagai univ ternama dunia, dia tuangkan dalam sebuah buku yang udah berbentuk kesimpulan dari semua hal dan selama bertahun tahun dari apa yang dia lakuin, dan Bang Raditya DIka hanya baca dalam waktu 12 hari. Dalam 12 hari itu, Bang Raditya Dika udah menyerap ilmu dari prof itu.
Kek, coba tolong jelasin kenapa orang masih gasuka baca? Padahal benefit-nya se gong itu?
Kalau ada orang tanya kek gitu, apalagi baru mau baca buku, plis, tolong, saran dari w, lu jangan langsung kasih yang berat berat dulu, misalnya nih buku-buku yang judulnya, "Cara Jitu Mahir Berbahasa Inggirs", "Dalam 24 Jam Bisa Cakap Bahasa Inggris Lancar". Duh, kalau w sii jujurly langsung ga mood liat judulnya doangan juga.
Mungkin ya mungkin, ada aja yang langsung suka, tapi biasanya, orang orang kek gitu tuh emang orang yang udah kenal dan akrab sama buku. Kalau baru pemula dikasih kek gitu, ilang kali moodnya.
Kasih aja buku buku yang ringan, yang enak, tapi ngena gitu. Tujuan utamanya bukan buat belajar bahasa inggris, bukan, tapi buat bikin orang yang pen baca ini nih tuh suka dulu sama baca. Tunjukkin kalau bahasa Inggris tuh ga sesulit itu, banyak kok novel yang bahasa inggris nya ringan. Saran dari w, cari yang transliterasi nya dari Bahasa Asing ke Bahasa Inggris, misal, Indo ke Inggris, contohnya Architecture of Love, dari Jepang ke Inggris, ini lumayan banyak bukunya. Gaperlu lu translate in satu-satu, w yakin lu udah pasti paham, dengan catatan kalau dulu nilai bahasa Inggris di sekolah lu bagus yak. Kalau lu ngerasa engga pun, coba aja, w yakin, at least lu bisa kok ngerti. Contoh bukunya (Days at Morisaki Bookshop & More Days at Morisaki Bookshop, Sweet Bean Paste, yang cover bukunya biasanya kucing, itu banyak juga kok. Seriously, kalau lu niat itu pasti ada aja jalannya.
Kalau udah suka sama buku, orang bakalan ngulik buku apa yang dia suka dengan sendirinya. Kalau orang udah hobi baca, lu pasti nemuin di mana letak menariknya orang itu.
Minusnya, di harga buku aja sii. Aseli. Ini yang bikin w menjerit bett ya Allah.
Waktu nulis ini, w baru aja kelar baca The Nightingale by Kristin Hannah, di sela-sela gabutnya w nunggu buku yang satu lagi sampe, that's why I write this. Masih lusa kalau ga salah nyampenya.
Buku itu bukan berisi real story, oh iya, that's fiction by the way. But, even though that's a fiction, the writer inspired by real story. Di buku itu juga, w baru tau kalau Jerman juga menjajah Prancis waktu WWII, sangkain w Poland doangan yang ada concentration camp nya itu loh. Gila, cetek bet pengetahuan sejarah w ternyata.
Dari sana juga, di detailin persis gimana suasana di balik peperangan itu, walaupun ga terlibat langsung, tapi keluarga yang ditinggalin suaminya buat ikut perang, ternyata terdampak juga dengan negara yang gabisa ngapa-ngapain waktu itu.
Dengan keadaan dunia yang full of mystery ini, yang kadang-kadang ada aja gebrakannya itu, w walaupun udah baca beberapa buku tentang kisah perang dunia, tetep aja ga bisa bayangin gimana chaosnya.